1200 Lebih Orang Tewas Gempa Dahsyat Guncang Haiti

Jakarta, CNBC Indonesia - Gempa dahsyat dengan magnitude 7,2 mengguncang Haiti, Sabtu (14/8/2021) waktu setempat. Ini memicu peringatan tsunami dan menghancurkan bangunan di negara Karibia itu.

Pusat gempa disebut berada di sekitar 100 mil (160 kilometer) ibu kota Port-au-Prince. Guncangan terasa hingga sejumlah negara tetangga.

Mengutip data terbaru AFP, sekitar 1.297 orang dilaporkan tewas akibat gempa. Ini merupakan dua kali lipat dari jumlah korban yang dinyatakan tewas sebelumnya.

"Jumlah korban manusia dari gempa bumi meningkat menjadi 1.297 pada 15 Agustus," kata Badan Perlindungan Negarea Haiti, dikutip Senin (16/7/2021

Pemerintah Haiti telah mengumumkan keadaan darurat sebagai tanggapan atas bencana tersebut. Perdana Menteri Haiti Ariel Henry, yang mensurvei kerusakan melalui helikopter, menyatakan keadaan darurat selama satu bulan sambil menyerukan bangsa untuk "menunjukkan solidaritas" dan tidak panik.

Pemerintah juga disebut telah meminta bantuan ke pemerintah Amerika Serikat (AS). Gedung Putih mengatakan Presiden AS Joe Biden telah menyetujui upaya bantuan "segera".

Sebelumnya gempa membuat warga panik. Mereka memenuhi jalan sambal berteriak meminta tolong.

Warga juga berbagi gambar di media sosial tentang suasana mencekam di saat orang-orang menarik korban dari reruntuhan bangunan yang runtuh."Rumah-rumah dan tembok-tembok di sekitarnya telah runtuh. Atap katedral telah runtuh," kata penduduk Job Joseph yang tinggal di kota Jeremie di ujung barat jauh Haiti.

Kerusakan parah dilaporkan terjadi di pusat kota, yang sebagian besar terdiri dari tempat tinggal dan bangunan satu lantai. Kerusakan di kota Les Cayes tampak signifikan, termasuk runtuhnya sebuah hotel bertingkat.

Tak lama setelah gempa, Survei Geologi AS (USGS) mengeluarkan peringatan tsunami, mengatakan gelombang hingga tiga meter (hampir 10 kaki) mungkin terjadi di sepanjang garis pantai Haiti. Tetapi tak lama kemudian peringatan itu dicabut.

[Gambas:Video CNBC]

(sef/sef)