Mahfud Ungkit Situasi 1999 Kenang Gus Dur Pemersatu Bangsa
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD, menilai, Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur merupakan sosok pemersatu bangsa.
Demikian disampaikan Mahfud dalam agenda 'Peringatan Haul Gus Dur ke-12 Hijriah' yang ditayangkan akun Youtube NU Channel, Minggu (22/8) malam.
"Setiap ada apa-apa, kalau bangsa ini mau pecah, lalu orang ingat konsepnya Gus Dur tentang kebersatuan dan toleransi," ujar Mahfud, Minggu (22/8).
Ia lantas menceritakan situasi politik pascareformasi atau tepatnya pada 1999. Ketika itu, ungkap Mahfud, PDI Perjuangan (PDIP) sangat menginginkan Megawati Sukarnoputri menjadi Presiden RI.
Ketika itu ada klaim kelompok PDIP akan 'memerahkan' ibu kota dengan 1,5 juta orang.
Namun, di sisi lain, BJ Habibie mendapat dukungan dari kelompok islam sehingga terjadi saling ancam antarkedua kelompok.
Kelompok islam ini, lanjut Mahfud, membalas seruan PDIP dengan akan 'menghijaukan' Jakarta dengan 3 juta orang.
"Itu saling ancam, waktu itu kekhawatiran luar biasa. Ini siapa pun yang jadi apakah Habibie ataukah mba Mega, bangsa ini akan mengalami luka yang parah, di situlah Gus Dur muncul, kalau gitu jalan tengahnya ke Gus Dur," tutur Mahfud.
Ia yang merupakan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini menilai Gus Dur sebagai orang yang cerdik. Sesaat setelah terpilih sebagai Presiden RI, Gus Dur menyatakan harus Megawati yang menjadi wakil presiden.
"Di situ lah kemudian negara ini selamat dari perpecahan," imbuhnya.
(ryh/fea)[Gambas:Video CNN]
0 Response to "Mahfud Ungkit Situasi 1999 Kenang Gus Dur Pemersatu Bangsa"
Post a Comment