Terjang Bumi Kecepatan Tinggi Beda Badai Matahari-Lidah Api

Jakarta, CNN Indonesia --

Badai Matahari disebut menerjang Bumi dengan kecepatan ratusan kilometer perjam pada 11 hingga 12 Juli 2021 kemarin, namun fenomena ini berbeda dengan juluran Lidah Matahari yang terjadi pekan lalu.

Badai ini diperkirakan akan berdampak pada Bumi, disebut dapat memancarkan partikel Matahari ke atsomsfer yang menyebabkan dampak besar pada infrastruktur komunikasi.

Berdasarkan laporan Space Weather, badai itu berasal dari atmosfer Matahari, tetapi badai geomagnetik yang lengkap tidak mungkin terjadi. Namun, itu bisa memicu aurora ketinggian tinggi.


"Badai Matahari datang hari ini, aliran angin Matahari berkecepatan tinggi diperkirakan akan menghantam medan magnet Bumi. Mengalir dari lubang khatulistiwa di atmosfer Matahari, kecepatan angin bisa mencapai 500 kilometer per detik," seperti tertulis di situs web itu akhir pekan lalu.

Lembaga Antariksa Amerika Serikat, NASA telah mengatakan bahwa badai Matahari bergerak menuju bumi dengan kecepatan sekitar 1,6 juta kilometer per jam. Ada kemungkinan bahwa kecepatannya dapat meningkat lebih jauh.

Semburan dahsyat itu diperkirakan dapat gangguan komunikasi dan pemadaman komunikasi radio HF (frekuensi tinggi) yang luas selama satu jam atau lebih.

Sebelumnya, pada 3 Juli lalu suar (lidah api) Matahari meletus dan mengarah ke Bumi. Para peneliti mengatakan itu adalah letusan suar besar X1 pertama Matahari dalam beberapa tahun terakhir.

Pusat Prediksi Luar Angkasa AS memantau letusannya diprediksi setara dengan ledakan jutaan bom hidrogen. Kejadian tersebut berlangsung di bintik Matahari AR2838 pada 10:29 ET.

Terdapat perbedaan fenomena badai Matahari dan juluran lidah api.

Lidah Api

Lidah api (flare) Matahari adalah ledakan besar di atmosfer Matahari, yang disebabkan oleh reorganisasi garis medan magnet di dekat bintik Matahari.

Fenomena ini juga disebut sebagai letusan radiasi elektromagnetik dari Matahari, yang berlangsung beberapa menit hingga beberapa jam. Flare itu terkadang disertai dengan lontaran massa (coronal coronal mass ejection/ CMEs)

Saat ledakan bintik Matahari terjulur, ia akan mengirimkan energi cahaya dan partikel berkecepatan tinggi ke sekitar Matahari atau disebut Flare.

Flare terbesar dikenal sebagai flare kelas X. Hal ini disebut berdasarkan sistem klasifikasi yang membagi flare Matahari berdasarkan kekuatannya. Sedangkan yang terkecil adalah kelas A, lalu diikuti oleh B, C, M dan X.

Mirip dengan skala penghitungan gempa bumi, yakni skala sichter, setiap huruf mewakili peningkatan 10 kali lipat pada skala energi.

Lokasi Terjadi Lidah Api dan Beda dengan Badai Matahari BACA HALAMAN BERIKUTNYA

Sumber: www.cnnindonesia.com

0 Response to "Terjang Bumi Kecepatan Tinggi Beda Badai Matahari-Lidah Api"

Post a Comment