Mahasiswa Unesa Ciptakan SAPA NAON Alat Pelindung Diri Saat Bencana Tsunami
SURYA.CO.ID, SURABAYA - Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (Unesa) menciptakan alat pelindung diri saat terjadi bencana tsunami bernama SAPA NAON, singkatan dari Disaster Prepared Bag Berbentuk Tsunami Balloon.
Adalah Aulia Rizky Ardiati yang menginisiasi pembuatan SAPA NAON bersama beberapa anggota lainnya yang tergabung dalam satu tim.
Perempuan yang akrab disapa Aulia itu menerangkan, ide pembuatan SAPA NAON ini lantaran kesadaran dia atas kurangnya alat pelindung diri untuk tsunami. Padahal, Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi besar terkena tsunami lantaran melewati tiga lempengan tektonik.
"SAPA NAON ini merupakan tas siaga bencana. Bentuknya seperti tas kerja yang biasa ditenteng ketika modenya belum aktif. Tapi, ketika modenya aktif, dia akan berbentuk balon dengan ukuran dua hingga tiga meter," terangnya saat dihubungi, Sabtu (21/8/2021).
Alat yang terinspirasi dari permainan Hamster Ball ini dilengkapi dengan GPS Tracker yang dapat mengirimkan notifikasi titik koordinat pengguna secara real time kepada sistem pengaduan tim penyelamat atau tim gabungan SAR.
SAPA NAON dilengkapi pula dengan beberapa tombol pengoperasian yang salah satu fungsinya dapat terhubung dengan sirine tsunami.
"Apabila ada getaran yang menimbulkan bunyi sirine tsunami, sinyal itu akan terhubung dengan SAPA NAON dan secara langsung menimbulkan bunyi pengingat. Jika sudah dalam posisi bahaya, pemilik tinggal menekan tombol yang akan mengubah tas menjadi bola," imbuhnya.
Di dalam SAPA NAON, lanjut Aulia, terdapat beberapa komponen pelengkap seperti, oksigen, nasal cannula, P3K, dan sejenisnya. Sehingga dapat digunakan sewaktu-waktu dalam keadaan darurat.
Selain itu, jika tsunami menghanyutkan pemilik tas, SAPA NAON akan memberikan sinyal lokasi pada BNPB.
"Kalau kita lihat, selama ini instansi terkait masih mendistribusikan peralatan berupa kendaraan, hunian, dan komunikasi yang tujuannya hanya untuk evakuasi. Sedangkan alat pelindung diri untuk tsunami, indonesia masih belum memiliki," jelas Aulia.
Ditanya mengenai jarak yang dapat dibaca oleh SAPA NAON, Aulia menyebutkan tidak terbatas selama masih bisa menjangkau sinyal kartu SIM. Karena alat ini menggunakan GPS Tracker untuk membantu tim SAR/tim evakuasi menemukan titik koordinat korban.
Proses pembuatan SAPA NAON memakan waktu kurang lebih enam bulan. Dalam waktu itu, Aulia dan tim fokus pada komponen yang paling rumit yakni, desain alat.
"Karena tim PKM kami juga memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk mengaktifkan alat dan waktu yang dibutuhkan arus tsunami masuk ke daratan. Selain itu, desain alat yang dibutuhkan juga harus fleksibel agar mudah dibawa ke mana-mana dan tidak menghalangi alat ketika diaktifkan," paparnya.
Ke depannya, Aulia dan tim berharap produk SAPA NAON dapat direalisasikan. Sehingga dapat digunakan BNPB sebagai alat pelindung diri pada prosedur mitigasi bencana tsunami di daerah potensi tsunami.
"Kami juga berharap SAPA NAON dapat ditambahkan ke sistem pengendali untuk mengarahkan laju alat sesuai keinginan pengguna," tutupnya.
0 Response to "Mahasiswa Unesa Ciptakan SAPA NAON Alat Pelindung Diri Saat Bencana Tsunami"
Post a Comment