PPKM Penumpang KRL Turun Jadi 52 Ribu Orang per Hari
PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI mengatakan jumlah penumpang kereta rel listrik (KRL) turun drastis menjadi hanya 52 ribu orang selama penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berdasarkan level. Hal ini lantaran jumlah penumpang dibatasi hanya 35 persen dari total kapasitas.
"Selama PPKM kami menjalankan protokol kesehatan dengan baik di mana keterisian KRL hanya 35 persen yang semula 200 ribu untuk satu kereta menjadi 72 (ribu) orang, terakhir PPKM turunkan menjadi 52 (ribu) orang," ungkap Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo dalam Webinar Merdeka Kemerdekaan, Rabu (18/8).
Ia memaparkan jumlah penumpang turun secara bertahap sejak pandemi melanda Tanah Air. Pada Maret 2020, jumlah penumpang mencapai 1,2 juta per hari.
"Lalu pada Mei 2020, saat PSBB jumlah penumpang dalam satu hari sekitar 20 ribu," kata Didiek.
Sementara, rata-rata jumlah penumpang KAI selama Oktober-Desember 2020 sebanyak 419 ribu orang. Kemudian, untuk angkutan barang turun 5 persen selama pandemi.
"Tetap masih baik, ini menjadi kompensasi penurunan penumpang," imbuh Didiek.
Dalam kesempatan yang sama, Plt Direktur Utama KAI Commuter Roppiq Lutzfi Azhar mengatakan pengguna Kartu Multi Trip (KMT) naik menjadi 1,3 juta selama pandemi covid-19. Menurutnya, KMT masih menjadi pemimpin alat pembayaran nontunai bagi pengguna KRL saat ini.
"KMT masih leading dari penggunaan kartu cashless," kata Roppiq.
Ia menambahkan bahwa KMT bisa digunakan di seluruh area stasiun. Lalu, KMT juga merupakan alat pembayaran pada transaksi PPOB di vending machine transportasi dan alat pembayaran pada moda transportasi di Jabodetabek.
[Gambas:Video CNN]
(aud/sfr)
0 Response to "PPKM Penumpang KRL Turun Jadi 52 Ribu Orang per Hari"
Post a Comment